Memahami Hikayat
Nama Guru :
Fransiska Pratiwi Prasakti, S.Pd.
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Nama Sekolah :
SMA AL AZHAR 3 Bandar Lampung
Materi Bulan November : Memahami Hikayat
(6-10 November 2017)
Kompetensi Dasar dan Indikator
3. 7.
Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat
(hikayat) baik
Lisan maupun tulis
3.7.1 Mengidentifikasi
karakteristik hikayat
3.7.2 Mengidentifikasi isi pokok hikayat
3.7.3 Mengidentifikasi
nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat
4.7. Menceritakan kembali
isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca.
4.7.1Menceritakan
kembali isi hikayat yang didengar dan dibaca
Materi Pertemuan Pertama
PATANI
Inilah suatu
kisah yang diceritakan oleh orang tua-tua, asal raja yang berbuat negeri Patani
Darussalam itu. Adapun raja di Kota Maligai itu namanya Paya Tu Kerub Mahajana.
Maka Paya Tu Kerub Mahajana pun beranak seorang laki-laki, maka dinamai
anakanda baginda itu Paya Tu Antara. Hatta berapa lamanya maka Paya Tu Kerub
Mahajana pun matilah. Syahdan maka Paya Tu Antara pun kerajaanlah menggantikan
ayahanda baginda itu. Ia menamai dirinya Paya Tu Naqpa. Selama Paya Tu Naqpa
kerajaan itu sentiasa ia pergi berburu.
Pada suatu hari
Paya Tu Naqpa pun duduk diatas takhta kerajaannya dihadap oleh segala menteri
pegawai hulubalang dan rakyat sekalian. Arkian maka titah baginda: "Aku
dengar khabarnya perburuan sebelah tepi laut itu terlalu banyak konon."
Maka sembah segala menteri: "Daulat Tuanku, sungguhlah seperti titah Duli
Yang Mahamulia itu, patik dengar pun demikian juga." Maka titah Paya Tu
Naqpa: "Jikalau demikian kerahkanlah segala rakyat kita. Esok hari kita
hendak pergi berburu ke tepi laut itu." Maka sembah segala menteri
hulubalangnya: "Daulat Tuanku, mana titah Duli Yang Mahamulia patik
junjung." Arkian setelah datanglah pada keesokan harinya, maka baginda pun
berangkatlah dengan segala menteri hulubalangnya diiringkan oleh rakyat
sekalian. Setelah sampai pada tempat berburu itu, maka sekalian rakyat pun
berhentilah dan kemah pun didirikan oranglah. Maka baginda pun turunlah dari
atas gajahnya semayam didalam kemah dihadap oleh segala menteri hulubalang
rakyat sekalian. Maka baginda pun menitahkan orang pergi melihat bekas rusa
itu. Hatta setelah orang itu datang menghadap baginda maka sembahnya:
"Daulat Tuanku, pada hutan sebelah tepi laut ini terlalu banyak
bekasnya." Maka titah baginda: "Baiklah esok pagi-pagi kita
berburu"
Maka setelah keesokan
harinya maka jaring dan jerat pun ditahan oranglah. Maka segala rakyat pun
masuklah ke dalam hutan itu mengalan-alan segala perburuan itu dari pagi-pagi
hingga datang mengelincir matahari, seekor perburuan tiada diperoleh. Maka
baginda pun amat hairanlah serta menitahkan menyuruh melepaskan anjing
perburuan baginda sendiri itu. Maka anjing itu pun dilepaskan oranglah. Hatta
ada sekira-kira dua jam lamanya maka berbunyilah suara anjing itu menyalak.
Maka baginda pun segera mendapatkan suara anjing itu. Setelah baginda datang
kepada suatu serokan tasik itu, maka baginda pun bertemulah dengan segala orang
yang menurut anjing itu. Maka titah baginda: "Apa yang disalak oleh anjing
itu?" Maka sembah mereka sekalian itu: "Daulat Tuanku, patik mohonkan
ampun dan karunia. Ada seekor pelanduk putih, besarnya seperti kambing, warna
tubuhnya gilang gemilang. Itulah yang dihambat oleh anjing itu. Maka pelanduk
itu pun lenyaplah pada pantai ini.
Setelah baginda
mendengar sembah orang itu, maka baginda pun berangkat berjalan kepada tempat
itu. Maka baginda pun bertemu dengan sebuah rumah orang tua laki-bini duduk
merawa dan menjerat. Maka titah baginda suruh bertanya kepada orang tua itu,
dari mana datangnya maka ia duduk kemari ini dan orang mana asalnya. Maka hamba
raja itu pun menjunjungkan titah baginda kepada orang tua itu. Maka sembah
orang tua itu: "Daulat Tuanku, adapun patik ini hamba juga pada kebawah Duli
Yang Mahamulia, karena asal patik ini duduk di Kota Maligai. Maka pada masa
Paduka Nenda berangkat pergi berbuat negeri ke Ayutia, maka patik pun dikerah
orang pergi mengiringkan Duli Paduka Nenda berangkat itu. Setelah Paduka Nenda
sampai kepada tempat ini, maka patik pun kedatangan penyakit, maka patik pun
ditinggalkan oranglah pada tempat ini." Maka titah baginda: "Apa nama
engkau?". Maka sembah orang tua itu: "Nama patik Encik Tani."
Setelah sudah baginda mendengar sembah orang tua itu, maka baginda pun kembalilah
pada kemahnya.Dan pada malam itu baginda pun berbicara dengan segala menteri
hulubalangnya hendak berbuat negeri pada tempat pelanduk putih itu.
Setelah keesokan
harinya maka segala menteri hulubalang pun menyuruh orang mudik ke Kota Maligai
dan ke Lancang mengerahkan segala rakyat hilir berbuat negeri itu. Setelah
sudah segala menteri hulubalang dititahkah oleh baginda masingmasing dengan
ketumbukannya, maka baginda pun berangkat kembali ke Kota Maligai. Hatta antara
dua bulan lamanya, maka negeri itu pun sudahlah. Maka baginda pun pindah hilir
duduk pada negeri yang diperbuat itu, dan negeri itu pun dinamakannya Patani
Darussalam (negeri yang sejahtera). Arkian pangkalan yang di tempat pelanduk
putih lenyap itu (dan pangkalannya itu) pada Pintu Gajah ke hulu Jambatan Kedi,
(itulah. Dan) pangkalan itulah tempat Encik Tani naik turun merawa dan menjerat
itu. Syahdan kebanyakan kata orang nama negeri itu mengikut nama orang yang
merawa itulah. Bahwa sesungguhnya nama negeri itu mengikut sembah orang
mengatakan pelanduk lenyap itu. Demikianlah hikayatnya.
SETELAH SALAH SATU
SISWA MEMBACAKAN CERITA HIKAYAT “PATANI” DI ATAS SISWA YANG LAIN BERGANTIAN
UNTUK MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA TERSEBUT DAN MENENTUKAN NILAI YANG
TERKANDUNG.
Pengertian Hikayat
Hikayat adalah karya sastra lama
berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawa,
orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian,
keanehan dan mukjizat tokoh utamanya. Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau
berbentuk riwayat hidup, yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak
masuk akal dan penuh keajaiban.
Karakteristik Hikayat
Hikayat merupakan sebuah teks narasi
yang berbeda dengan narasi lain. Di antara karakteristik hikayat adalah:
(a)
terdapat kemustahilan dalam cerita,
(b)
kesaktian tokoh-tokohnya,
(c)
anonim,
(d)
istana sentris,
(e)
menggunakan alur berbingkai.
Materi Pertemuan Kedua
Unsur-unsur Hikayat
Unsur-unsur dalam hikayat tidak jauh berbeda dari prosa-prosa lainnya.
Ia dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah
unsur pembangun cerita dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah
unsur pembangun cerita dari luar.
Unsur -unsur Intrinsik
a.
Alur (plot)
Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh
hubungan sebab-akibat. Secara umum, jalan ceritanya terdiri atas bagian- bagian
berikut: pengenalan situasi cerita (exposition), pengungkapan peristiwa
(complication), menuju pada adanya konflik (rising action), puncak konflik
(turning point), dan penyelesaian (ending).
b.
Tema
Merupakan Inti atau ide dasar sebuah cerita. Dan
ide dasar itulah cerita dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan
unsur-unsur intrinsik seperti plot, penokohan, dan latar. Tema merupakan
pangkal tolak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya.
c.
Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh
tersebut, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut.
d.
Tokoh
Tokoh adalah orang atau
pelaku yang terdapat dalam cerita. Tokoh utama dan tokoh pembantu.
e.
Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang
dalam membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam:
*Berperan langsung sebagai orang pertama, atau sebagai
tokoh yang terlihat dalam cerita yang bersangkutan.
*Hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai
pengamat.
f.
Latar (setting)
Latar (setting) adalab keadaan tempat, waktu, dan
suasana berlangsungnya suatu cerita. Latar tersebut bisa bersifat faktual atau
imajiner.
g.
Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang
ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Amanat biasanya
tersimpan rapat dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita.
Oleh karena itu, untuk menemukarinya, tidak cukup dengan membaca dua atau tiga
paragraf, melairikan harus.
Unsur-unsur
Ekstrinsik
• Nilai
agama : berkaitan dengan kaidah agama
yang berlaku di masyarakat setempat saat itu.
• Nilai moral : berkaitan dengan etika sopan santun yang berlaku dimasyarakat.
• Nilai budaya : berkaitan dengan sosial budaya masyarakat melayu klasik.
• Nilai moral : berkaitan dengan etika sopan santun yang berlaku dimasyarakat.
• Nilai budaya : berkaitan dengan sosial budaya masyarakat melayu klasik.
merkur gold barber pole casino【Malaysia】
BalasHapusmerkur gold barber 메리트 카지노 pole casino,【WG98.vip】⚡, free casino,iheart slot machine,nairpink slot machines,new,baccarat 메리트카지노총판 casino,poker kadangpintar machine,baccarat